Sastrawan

  • Chairil Anwar
Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun) atau dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku [2]) adalah penyair terkemuka Indonesia. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 dan puisi modern Indonesia.
  • Nirwan Dewanto
Nirwan Dewanto berkhidmat sebagai editor untuk jurnal kebudayaan Kalam dan lembar sastra Koran Tempo Minggu. Ia lebih suka menyebut dirinya sekadar penulis belaka, writer, yang mengamalkan berbagai jenis sastra. Pada tahun 2007, ia menjadi penyunting-pemilih untuk Ripin: Cerpen Kompas Pilihan 2005-2006 dan Lima Pusaran: Bunga Rampai Puisi Festival Seni Surabaya 2007; ia juga tampil sebagai penceramah pada Documenta XII di Kassel, Jerman, dan menjadi peserta pada International Writing Program di Iowa City, Amerika Serikat.
  • Kurnia Effendi
Kurnia Effendi lahir di Bandung. Ia merupakan penulis nasional yang sangat produktif. Karyanya, cerpen maupun novelet yang tak terbilang jumlahnya telah dipublikasikan oleh berbagai penerbit nasional. Bersama Donatus A. Nugroho (penulis asal Solo), Dharmawati Tst. (penulis asal Jakarta), Aan Almaidah Anwar (penulis asal Bogor), Ryana Mustamin dan Rahmat Taufik RT. (penulis asal Watampone), ia salah satu cerpenis paling gemilang di eranya karena kerap memenangi LCCR (Lomba Cipta Cerpen Remaja) Anita Cemerlang, yang kala itu menjadi barometer kehandalan seorang pengarang remaja.
  • A.A. Navis
A.A. Navis dilahirkan Padangpanjang, Sumatera Barat, 17 November 1924. “Robohnya Surau Kami” dan sejumlah cerita pendek lain penerima Hadiah Seni dari Departemen P dan K pada 1988 ini, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jepang, Perancis, Jerman, dan Malaysia.